1. Pelumasan Percik Pada Motor Bakar Torak Putaran
Tinggi (Bantalan Luncur)
Motor pada kendaraan
mempunyai banyak bagian yang saling berhubungan dengan gerakan yang saling
bergesekan. Apabila dua permukaan yang berhubungan saling bersentuhan dan
bergerak saling bergesekan sehingga diperlukan adanya pelumasan seperti
pelumasan percik.
Pelumasan percik adalah
suatu system pelumasan yang digunakan untuk melumasi bagian dalam mesin dengan
cara pelumas dipercikkan oleh ujung poros engkol yang berputar. System
pelumasan percik ini digunakan pada motor bakar torak berputaran tinggi, dimana
oli pelumas ditempatkan pada tempat oli yang dipasang di bagian dasar atau
posisi paling bawah dari ruang mesin penggerak (poros penggerak).
Waktu poros engkol dari mesin itu berputar ujung besar dari poros batang
tercelup oli di dasar ruang mesin dan menyiramkan oli keseluruh bagian mesin.
Kadang-kadang pada ujung besar dari poros batang torak terdapak penggaruk oli
yang berfungsi membantu pengambilan oli dan pelumas dipercikkan kebagian mesin
yang bergerak dengan kombinasi pemancaran atau percik.
Semakin besar putaran
poros maka proses terjadinya pelumasan semakin cepat oleh karena kinerja ujung
poros engkol yang tercelup ke oli semakin cepat sehingga menyebabkan oli yang
dipercikkan akan cepat beroperasi membantu mengurangi terjadinya gesekan antara
torak dan silinder. Apabila poros yang berputar tercelup semua maka kinerja
poros akan berkurang karena adanya viskositas pelumas yang mempengaruhi kinerja
poros.
http://www.google.com
2. Pengaruh kecepatan Terhadap Keseimbangan
(Balance Massa)
Suatu sistem bobot berputar secara teoritis dapat diseimbangkan secara
lengkap melalui penambahan dua bobot penyeimbang, masing-masing satu bobot ada
dua bidang acuan. Meskipun pengamatan dilakukan dalam analisa matematis untuk
komponen yang dirakit seperti rotor dari sebuah motor listrik, tetapi dalam
kejadian yang umum bahwa suku cadang berjalan dengan tidak terlalu mulus jika
beroperasi dengan kecepatan tinggi.
Jadi disini dapat dikatakan bahwa keseimbangan massa
berputar akan berkurang jika berada pada dalam kecepatan yang tinggi hal ini disebabkan oleh besarnya gaya yang terjadi akibat dari gaya
yang diberikan untuk memutar massa
itu. Keseimbangan terjadi karena sistem dari massa
berputar ini sudah tidak mampu menahan gaya
yang diberikan atau putaran yang
diberikan. Atau dengan kata lain kecepatan putaran itu sudah melampaui batas
kemampuan dari massa
itu untuk mempertahankan keseimbangannya.
Jadi untuk menyeimbangkan secara keseluruhan atau sebagian gaya-gaya
inersia dalam sebuah sistem dengan mengetengahkan gaya-gaya inersia tambahan akan membantu melawan efek
gaya-gaya inersia semula.
http://www.google.com
3.
PERENCANAAN
STRUKTUR JEMBATAN
Perencanaan
struktur jembatan yang ekonomis dan memenuhi syarat teknis ditinjau dari segi
keamanan serta rencana penggunaannya, merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk diupayakan.
Dalam
perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan identifikasi yang menyangkut
beberapa hal antara lain :
1.
Kondisi tata guna lahan, baik yang ada pada jalan pendukung maupun
lokasi
jembatan berkaitan dengan ketersediaan lahan yang ada.
2. Kelas jembatan yang disesuaikan dengan kelas jalan dan
volume
lalu lintas.
3. Struktur tanah, geologi dan topografi serta kondisi
sungai
dan perilakunya.
4. Pemilihan jenis struktur dan bahan konstruksi jembatan
yang sesuai
dengan kondisi medan, ketersediaan material dan sumber
daya
manusia yang ada.
5. Penguasaan tentang teknologi perencanaan, metode
pelaksanaan,
peralatan, material/ bahan mutlak dibutuhkan dalam
perencanaan
jembatan.
6. Analisis Struktur yang akurat dengan metode analisis
yang tepat
agar diperoleh hasil perencanaan jembatan yang optimal.
Metode perencanaan struktur jembatan yang digunakan ada dua macam, yaitu Metode perencanaan ultimit (Load Resistant Factor Design, LRFD) dan Metode perencanaan tegangan ijin (Allowable Stress Design, ASD). Perhitungan struktur atas jembatan umumnya dilakukan dengan metode ultimit dengan pemilihan faktor beban ultimit sesuai peraturan yang berlaku. Metode perencanaan tegangan ijin dengan beban kerja umumnya digunakan untuk perhitungan struktur bawah jembatan (fondasi). Untuk tipe jembatan simple girder, perhitungan dapat dilakukan secara manual dengan Excel. Untuk tipe jembatan yang berupa rangka, perhitungan struktur dilakukan dengan komputer berbasis elemen hingga (finite element) untuk berbagai kombinasi pembebanan yg meliputi berat sendiri, beban mati tambahan, beban lalu-lintas kendaraan (beban lajur, rem, pedestrian), dan beban pengaruh lingkungan (temperatur, angin, gempa) dengan pemodelan struktur 3-D (space-frame). Metode analisis yang digunakan adalah analisis linier metode matriks kekakuan langsung (direct stiffness matriks) dengan deformasi struktur kecil dan material isotropic. Program komputer yang digunakan untuk analisis adalah SAP2000 V-11. Dalam program tersebut berat sendiri struktur dan massa struktur dihitung secara otomatis.
Dalam
blog ini diberikan beberapa contoh perhitungan struktur jembatan beton
prategang mulai dari struktur atas yang terdiri dari slab lantai jembatan dan
girder prategang (prestressed concrete girder) sampai struktur bawah yang berupa
abutment dan pier tipe dinding termasuk
fondasinya. Perhitungan PCI-girder ini
digunakan untuk perencanaan struktur Jembatan Srandakan II, Kulon Progo, D.I.
Yogyakarta dan Jembatan Tebing Rumbih, Kalsel. Selain itu diberikan juga
beberapa contoh perhitungan struktur atas sbb.
Prestressed
Concrete Box Girder (Gejayan Fly Over, Yogyakarta ).
Concrete
I – Girder (Jembatan Ngawen, Gunung Kidul).
Concrete
T – Girder (Jembatan Brantan, Kulon Progo).
Compossite
Girder (Jembatan Bonjok, Kebumen, Jateng)
Untuk
jembatan beton tipe busur (Concrete
Arch Bridge )
diberikan contoh perhitungan yang meliputi :
Jembatan
Plat Lengkung (Jembatan Wanagama, D.I. Yogyakarta)
Jembatan
Rangka Lengkung (Jembatan Sarjito II, Yogyakarta ).
Contoh
perhitungan struktur jembatan tipe plat untuk bentang pendek meliputi :
Underpass (Jombor Fly Over, Yogyakarta)
Box Culvert (Jembatan Kalibayem, Yogyakarta)
Selain perhitungan Pier tipe dinding, juga diberikan
contoh perhitungan Pier tipe yang lain seperti :
Pier Tipe Kolom Tunggal (Gejayan Fly Over, Yogyakarta)
Pier Tipe Portal (Jembatan Boro, Purworejo, Jateng)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar